Jumat, 17 Oktober 2014

Shalat dan Zakat

Nasehat Para Sahabat Nabi:

~ Shalat dan Zakat ~

Abu Bakar ra berkata, “Demi Allah, aku pasti akan memerangi siapa yang memisahkan antara kewajiban shalat dan zakat, karena zakat adalah hak Allah. Demi Allah, seandainya mereka enggan membayarkan anak kambing yang dahulu mereka menyerahkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pasti akan aku perangi mereka disebabkan keengganan itu.” (Bukhari 1399) (Muqtathafat Min Mawa’izhish Shahabah)

Penjelasan:

Sesungguhnya orang-orang yang menolak membayar zakat telah membantah firman Allah ta’ala, “Dirikanlah shalat dan bayarlah zakat!” (Al-Baqarah: 43) dan membantah seluruh sahabat yang menyaksikan turunnya ayat dan mengetahui makna firmanNya ‘azza wa jalla, “Ambillah shadaqah dari harta mereka untuk mensucikan mereka...” (At-Taubah: 103). Mereka telah menolak hak yang wajib bagi Allah melalui tangan para pemimpin yang bertugas mengambil zakat itu dari mereka. Abu Bakar, Umar, dan seluruh sahabat radhiallahu ‘anhum sepakat untuk memerangi mereka sampai mereka menunaikan hak Allah tentang zakat sebagaimana hak Allah wajib mereka penuhi tentang shalat. (Al-Istidzkar hlm 226)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Kamis, 16 Oktober 2014

Tujuan Akhir Jihad

Qoul Ulama Ahluts Tsughur:

~ Tujuan Akhir Jihad ~

إِنَّ جِهَادَنَا الْمَشْرُوْعَ الْمُبَارَكَ غَايَتُهُ سَامِيَةً وَأَهْدَافُهُ نَبِيْلةًَ، كُلُّهَا عَدْلٌ وَرَحْمَةٌ وَإِحْسَانٌ وَشَرْفٌ وَعِزٌّ وَكَرَامَةٌ وَفَوْزٌ وَفَلاَحٌ، يَجْمَعُهَا رِضَا اللهِ تَعَالَى وَاْلكَوْنُ مَعَهُ وَفِيْ صَفِّهِ وَأَنْصَارًا لَهُ عَزَّ وَجَلَّ، نُعْلِيْ كَلِمَةَ اللهِ وَنَنْصُرَ دِيْنَه وَنَحْمِيْهِ، وَنُحِقُّ الْحَقَّ، وَنَدْفَعُ الظُّلْمَ وَالْعُدْوَانَ، وَنُحَرِّرُ الْإِنْسَانَ وَالْأَوْطَانَ وَنَرْحَمُ الْخَلْقَ وَنَنْفَعُهُمْ.

(الشيخ عطية الله الليبي رحمه الله – مؤسسة التحايا للإعلام)

Sesungguhnya tujuan akhir jihad kita yang penuh barakah ini luhur dan mulia. Terkumpul di dalamnya keadilan, kasih sayang, kemuliaan, kehormatan, martabat, kemenangan, dan keberuntungan yang semua itu diikat oleh ridha Allah ta’ala dan harapan untuk bersamaNya, ada di dalam barisanNya, dan menjadi para penolongNya ‘azza wa jalla. Kami meninggikan kalimah Allah, menolong dan melindungi dienNya, membenarkan yang benar, melawan kezhaliman dan permusuhan, membebaskan manusia dan negeri-negeri mereka, serta menyayangi dan mendatangkan manfaat kepada seluruh makhluk.

(Syaikh ‘Athiyatullah Al-Libi)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Sumber: Yayasan At-Tahaya Untuk Informasi

Arab: Bangsa Pilihan Allah

As Sirah An Nabawiyah:

~Arab: Bangsa Pilihan Allah~

Rasulullah saw menjalani 4 tahun pertama masa kecilnya di tengah padang pasir, di lingkungan Bani Sa’ad. Beliau tumbuh sebagai anak yang kuat, berbadan sehat, fasih tutur katanya, pemberani, dan tangkas menunggang kuda di usianya yang masih kecil. Di tengah kesunyian dan ketenangan gurun, sinar mataharinya, dan kemurnian udaranya itulah bakat beliau tumbuh dan berkembang.

Saudaraku, tidak dipungkiri bahwa setiap kali seseorang tinggal dalam suasana yang dekat dengan fitrah dan jauh dari kehidupan yang kompleks maka hal itu menjadi faktor yang sangat kuat dalam menjernihkan pikirannya, menguatkan akal, tubuh, dan jiwanya, dan menyelamatkan logika dan cara berpikirnya. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’ala tidak memilih bangsa Arab untuk menyampaikan risalah secara kebetulan dan tanpa alasan, tetapi karena jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain yang sudah memiliki peradaban, mereka memiliki jiwa yang lebih bersih, cara berpikir yang lebih selamat, akhlak yang lebih lurus, dan lebih kuat menanggung beban-beban peperangan di jalan dakwah dan menyebarluaskan risalah ke seluruh penjuru dunia.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Maraji’: As-Sirah An-Nabawiyah Durus Wa ‘Ibar

Akhlak Mulia: Menahan Gangguan

Materi Akhlaq:

~ Akhlak Mulia: Menahan Gangguan ~

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Seorang muslim adalah orang yg kaum muslimin selamat dari gangguan lisan & tangannya. (Shahih Bukhari no. 10 & Shahih Muslim no. 41)

Saudaraku, ketahuilah bahwa gangguan itu ada dua macam: gangguan lisan & gangguan perbuatan. Termasuk akhlak mulia kita menahan lisan kita dari mengganggu orang lain dengan cara:

1. Tidak ghibah (membicarakan kekurangan orang lain ketika orang tersebut tidak ada).
2. Tidak namimah (mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba).
3. Tidak mencela orang lain.
4. Tidak mencaci maki orang lain.
5. Tidak merendahkan orang lain.
6. Tidak mengejek orang lain.
7. Tidak melaknat orang lain.
8. Dan bentuk-bentuk gangguan lisan yg lain.

Dan menahan perbuatan kita dari mengganggu orang lain seperti:

1. Melanggar hak orang lain.
2. Membunuh orang lain tanpa alasan yg dibenarkan oleh syari’at.
3. Berzina.
4. Mencuri.
5. Memukul / menganiaya orang lain.
6. Dan bentuk-bentuk gangguan perbuatan yg lain.

Saudaraku, ketahuilah bahwa barangsiapa yg tidak bisa menahan lisan & perbuatannya dari mengganggu orang lain maka bisa dipastikan dia kurang memiliki akhlak yg mulia. Itu artinya --berdasarkan hadits di atas-- dia belum menjadi seorang muslim yg sempurna keislamannya. Na’udzubillahi min dzalik.

اللَّهُمَّ كَمَ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membaguskan penciptaanku maka baguskanlah akhlakku. (Shahih Al-Jami’ no. 1307)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Selasa, 14 Oktober 2014

Siapakah Yang Paling Baik Perbuatannya

Tafsir Al Qur'an:

~ Siapakah Yang Paling Baik Perbuatannya ~

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang paling baik perbuatannya. (QS Al-Kahfi: 7)

Tafsir:

Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia menjadikan segala sesuatu di atas muka bumi berupa makanan dan minuman yang lezat, tempat tinggal yang baik, pepohonan, sungai-sungai, lahan-lahan pertanian, buah-buahan, pemandangan yang indah, taman-taman yang asri, suara-suara yang merdu, emas, perak, kuda perang, unta, dll. Semua itu Allah ta’ala jadikan sebagai perhiasan, ujian, dan cobaan di kehidupan dunia ini, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang paling baik perbuatannya (maksudnya: yang paling ikhlas dan paling benar perbuatannya). Walaupun demikian Allah menjadikan semua ini fana dan akan sirna.

Allah subhanahu wata’ala tidak berfirman, “Siapakah yang paling banyak perbuatannya.” Dari sini kita memahami bahwa penilaian amal (perbuatan) itu bukan pada kuantitasnya (jumlahnya), tetapi pada kualitasnya (paling baik perbuatannya). Sungguh sangat rugi seseorang yang hanya sibuk untuk memperbanyak ibadahnya tanpa peduli dengan keikhlasan dan kesesuaian ibadahnya dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Maraji’: Tafsir Ibnu Katsir, Ath-Thabari, Al-Qurthubi, & As-Sa’di

Senin, 13 Oktober 2014

Amalan Dgn Balasan Besar

Tazkiyatun Nufus:

"Amalan Dgn Balasan Besar"

Saudaraku, ketahuilah bhw jk ikhlas sdh menetap pd suatu amalan mk Allah akan memberikan balasan yg besar kpd pelakunya, meskipun menurut pandangan mata amalan tsb mudah dilakukan & sedikit jmlnya. Ibnu Taimiyah menjelaskan kaidah ini dgn berkata, “Satu jenis amalan yg kadang2 dilakukan oleh seseorg dgn diiringi keikhlasan & penghambaan yg sempurna, karena amalan tsb Allah mengampuni dosa2 besar yg dilakukannya, spt dijelaskan dlm hadits ‘kartu kalimat tauhid’. Demikianlah keadaan siapa sj yg mengucapkan kalimat tauhid dgn ikhlas & jujur, spt pemilik ‘kartu kalimat tauhid’. Jk tdk demikian mk semua pelaku dosa besar yg masuk neraka juga mengucapkan kalimat tauhid & ucapan mrk tsb tdk mampu mengalahkan beratnya dosa2 mrk spt ucapan kalimat tauhid yg diucapkan oleh pemilik ‘kartu kalimat tauhid’ tsb.”

Kemudian beliau sebutkan hadits ttg wanita pelacur yg memberi minum seekor anjing lalu Allah ampuni dosa2nya & hadits ttg laki2 yg menyingkirkan gangguan di jalan lalu Allah ampuni dosa2nya, kemudian beliau berkata, “Wanita pelacur ini memberi minum seekor anjing diiringi dgn iman yg murni yg ada dlm hatinya, krn itu Allah mengampuni dosa2nya. Jk tdk demikian mk tdk semua wanita pelacur yg memberi minum seekor anjing diampuni dosa2nya. Mk amalan2 itu bertingkat2 sesuai dgn bertingkat2nya iman & pengagungan pd Allah yg ada dlm hati.” (Minhaj As-Sunnah 6/218)

Krn itulah Rasulullah bersabda, “Janganlah kau remehkan perkara ma’ruf.” (HR Abu Daud 3562)

Saudaraku, janganlah menunda2 amalan krn mengejar amalan besar yg belum tentu kita bisa menjaga keikhlasan pdnya! Tapi kerjakanlah amalan apa sj yg kita bisa menjaga keikhlasan pdnya walaupun amalan tsb terlihat kecil & remeh, krn nilai amalan itu ada pd nilai ikhlasnya, bukan semata2 besar & kecilnya amalan tsb.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Doa Ketika Mengenakan Pakaian Baru

Doa - Doa:

~ Doa Ketika Mengenakan Pakaian Baru ~

اللّهُـمَّ لَـكَ الحَـمْـدُ أنْـتَ كَسَـوْتَنيهِ، أََسْأََلُـكَ مِـنْ خَـيْرِهِ وَخَـيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِـنْ شَـرِّهِ وَشَـرِّ مَا صُنِعَ لَـهُ

Allâhumma laka-l-hamdu. Anta kasawtanîhi. As’aluka min khayrihi wa khayri mâ suni'a lahu, wa a'udhu bika min sharrihi wa sharri mâ suni'a lahu.

“Ya Allah, hanya milikMu segala puji, Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepadaMu untuk memperoleh kebaikannya dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan yang ia diciptakan karenanya”.

(Abu Daud 4020 & Tirmidzi 1767)

~ Doa Bagi Orang Yang Mengenakan Pakaian Baru ~

تُبْـلِيْ وَيُـخْلِفُ اللهُ تَعَالَى

Tublî wa yukhlifu l-lâhu ta'âlâ.

Kenakanlah sampai lusuh, semoga Allah ta’ala memberikan gantinya kepadamu.

(Shahih Abu Daud 2/760)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Sabtu, 11 Oktober 2014

Merasa Puas Dengan Yang Cukup

Nasehat Para Sahabat Nabi:

~Merasa Puas Dengan Yang Cukup ~

Salman Al-Farisi masuk menemui Abu Bakar radhiallahu ‘anhuma sedangkan dia adalah orang dekatnya. Salman ra berkata, “Wahai khalifah Rasulullah, berikanlah aku nasihat!”

Abu Bakar ra berkata kepadanya, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan membuka dunia untuk kalian. Oleh karena itu janganlah kalian mengambil darinya kecuali apa yang cukup untuk kalian. Sesungguhnya barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah ‘azza wa jalla. Oleh karena itu janganlah kalian melanggar Allah ‘azza wa jalla tentang jaminannya yang menyebabkan Allah akan membanting kalian di atas wajah kalian dalam neraka.” (Muqtathafat Min Mawa’izhish Shahabah)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Berjihadlah Dengan Ringan atau Berat

Qoul Ulama Ahluts Tsughur:

~ Berjihadlah Dengan Ringan atau Berat ~

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Abu Thalhah radhiallahu ‘anhu membaca surah At-Taubah, lalu sampailah pada ayat ini:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Berangkatlah kalian baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat dan berjihadlah kalian dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. (At-Taubah: 41)

Abu Thalhah radhiallahu ‘anhu berkata, ‘Aku melihat Rabb kita memerintahkan kita untuk berangkat berjihad dalam keadaan tua dan muda. Hai anak-anakku siapkanlah perbekalan untukku!’

Anak-anaknya menjawab, ‘Mudah-mudahan Allah merahmatimu. Sungguh engkau telah berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai beliau wafat, bersama Abu Bakar radhiallahu ‘anhu sampai beliau wafat, dan bersama Umar radhiallahu ‘anhu sampai beliau wafat. Biarkanlah kami yang menggantikanmu untuk berperang.’

Abu Thalhah radhiallahu ‘anhu menolak keinginan anak-anaknya. Beliau berangkat bersama pasukan jihad menyeberangi lautan dengan kapal, lalu wafat dalam perjalanan tsb. Mereka tidak menemukan pulau untuk menguburkan jenazahnya kecuali setelah berlalu 9 hari, namun jenazahnya tidak berubah. Akhirnya mereka menguburkan beliau di pulau tsb.”

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Jumat, 10 Oktober 2014

Anak Yatim Itu Bernama Muhammad

As Sirah An Nabawiyah:

"Anak Yatim Itu Bernama Muhammad"

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

Bukankah Dia mendapatimu sbg seorg yatim lalu Dia melindungimu? (Adh-Dhuha: 6)

Muhammad saw tumbuh sbg seorg yatim yg ditinggal mati oleh ayahnya, Abdullah saat masih berusia 2 bln dlm kandungan. Sejak lahir beliau sdh tdk mengenal sosok wajah ayah yg tlh menjadi sbb lahirnya ke dunia. Saat menginjak usia 6 thn, Aminah, ibunya juga wafat dlm perjalanan ziarah ke makam ayahnya. Di usianya yg masih kecil beliau sdh merasakan pahitnya hidup tanpa kasih sayang ayah & ibu yg sangat dibutuhkan. Stlh itu beliau diasuh oleh kakek yg sangat mencintainya, Abdul Muththalib. Hanya selama 2 thn beliau merasakan hangatnya kasih sayang kakek krn di usianya yg ke-8 thn kakek pun wafat. Berikutnya beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, saudara Abdullah. Di bawah pengasuhannya beliau tumbuh menjadi sosok manusia dewasa yg dihiasi akhlak mulia.

Pahit getirnya hidup di masa kecil sbg anak yatim tlh menjadikannya sbg sosok yg mampu memaknai kehidupan. Beliau tumbuh menjadi sosok yg penuh kasih sayang thdp anak yatim, org2 miskin, atau org2 yg menderita siksa. Beliau banyak berlaku adil, berbuat baik, & memberikan kasih sayang kpd lapisan masyarakat ini. Pengalaman pahit tsb ternyata tlh mampu membentuk karakternya sbg org yg sangat peduli & mampu merasakan penderitaan org2 lemah & kurang beruntung.

Rasulullah saw bersabda menjelaskan ttg tanda kesempurnaan iman seseorg,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tdk sempurna iman seseorg dari kalian shg dia menyukai utk sdrnya apa saja yg dia sukai utk dirinya sendiri. (Bukhari no. 13)

Ya Allah janganlah Kau halangi kami utk meneladani Rasul yg Kau cintai ini.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Minggu, 05 Oktober 2014

Doa Ketika Mengenakan Pakaian

Doa - Doa:

~ Doa Ketika Mengenakan Pakaian ~

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا (الثّوْبَ) وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَـيـْرِ حَوْلٍ مِنّيْ وَلاَ قُـوَّةٍ

Al hamdu li-l-lâhi l-ladhî kasânî hadhâ th-thawbawa razaqanîhi min ghayri hawlin minnî wa lâ quwwatin.

“Segala puji bagi Allah yang memberi pakaian ini kepadaku sebagai rezeki daripadaNya tanpa daya dan kekuatan dariku”

(Abu Daud 4023, Tirmidzi 3458, Ibnu Majah 3285, & dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Irwa' Al-Ghalil 7/47)

Marah Pada Diri Sendiri

Nasehat Para Sahabat Nabi:

~ Marah Pada Diri Sendiri ~

Abu Bakar Ash-Shiddiq ra berkata, “Barangsiapa marah kepada dirinya tentang dzat Allah maka Allah akan jadikan dia aman dari murkaNya.” (Muqtathafat Min Mawa’izhish Shahabah)

Penjelasan:

Barangsiapa marah terhadap dirinya karena telah melanggar hak Allah dengan kemarahan yang mendorong dia menyesal dari kesalahan yang telah dilakukan kemudian memperbaiki diri dari kesalahan tersebut dan menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik maka pasti Allah akan menjadikan dia aman dari murkaNya.

Rasulullah saw bersabda, “Hak Allah atas hambaNya adalah mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukan sesuatu denganNya.” (Bukhari 5967 & Muslim 30)

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan takwa yang sebenarnya. (QS. Ali Imran: 102)

Abdullah bin Mas’ud ra menjelaskan pengertian ayat di atas dengan berkata, “Allah ditaati dan tidak didurhakai, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.” (Tafsir Ibnu Katsir dan berkata sanadnya shahih mauquf)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Khutbah yang Menggetarkan Hati

Qoul Ulama Ahluts Tsughur:

"Khutbah yang Menggetarkan Hati"

Hai manusia, apa yang membuat kalian lupa pada dien kalian dan meninggalkan kemuliaan kalian. Kalian berdiam diri dari menolong Allah sehingga Dia tidak menolong kalian. Kalian mengira bahwa kemuliaan itu milik orang musyrik padahal Allah telah menjadikan kemuliaan itu milik Allah, RasulNya, dan orang-orang mukmin.

Duhai celakalah kalian! Apakah tidak menyakitkan hati kalian pemandangan musuh Allah dan musuh kalian yang menduduki wilayah kalian yang telah disirami dengan darah bapak kalian? Mereka menghinakan kalian dan menjadikan kalian sebagai budak padahal kalian adalah para pemimpin di dunia.

Apakah tidak menggoncangkan hati kalian dan membangkitkan semangat kalian pemandangan saudara-saudara kalian yang telah dikepung oleh musuh dan direndahkan martabat mereka?
Apakah kalian masih bisa makan, minum, dan menikmati kelezatan hidup sementara saudara-saudara kalian di sana bergelut dengan api dan tidur di atas bara?

Hai manusia, sungguh perang telah berkecamuk, para penyeru telah meneriakkan jihad, dan pintu-pintu langit telah dibuka. Jika kalian tidak menjadi kesatria perang maka lapangkanlah jalan untuk para wanita agar mereka berperang. Pergilah kalian lalu ambillah batu dan celak, hai para wanita, dengan bersurban dan berjenggot atau tidak! Pergilah kalian ke kumpulan kuda itu! Peganglah tali kekangnya dan lepaskanlah ikatannya!

(Potongan khutbah Ibnul Jauzi rahimahullah di masjid Umawi, Damaskus, Syam)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Hikmah Di Balik Kemuliaan Nasab

As Sirah An Nabawiyah

"Hikmah Di Balik Kemuliaan Nasab"

Rasulullah saw terlahir dlm rumah yg termulia di masyarakat Arab. Beliau berasal dari Bani Hasyim, anak kabilah termulia. Dan Quraisy adl kabilah termulia, nasabnya terbersih, & kedudukannya tertinggi dlm bangsa Arab. Beliau bersabda, “Sungguh Allah tlh menciptakan makhlukNya & menjadikan aku terbaik diantara mrk, terbaik diantara kelompok mrk, & terbaik diantara dua kelompok (Arab & org2 asing). Lalu Dia memilih dari berbagai kabilah tsb & menjadikanku yg terbaik dari kabilah itu, lalu Dia memilih rumah2 & menjadikanku sebaik2 rumah mrk, maka akulah sebaik2 jiwa diantara mrk & sebaik2 rumah di antara mrk.” (Dha’if Tirmidzi no. 3607)

Krn kemuliaan nasab ini maka tdk didapati seorg pun yg mencela beliau kecuali mencela berdasarkan suatu kedustaan yg mrk buat2 thdp beliau. Nasab mulia & terpandang tlh menjadi modal yg Allah berikan kpd para Rasul sebagaimana kesaksian Heraclius ketika mengomentari Rasulullah berasal dari nasab yg paling mulia, “Demikianlah para Rasul itu diutus pd nasab yg paling mulia diantara kaumnya.” (Bukhari no. 7)

Benar, Islam tdk menilai perbuatan seseorg berdasarkan nasab, ttp tdk bisa dipungkiri bhw berkumpulnya nasab mulia & perbuatan mulia itu lebih meninggikan kedudukan & lebih menyelamatkan dari gangguan sebagaimana Rasulullah bersabda, “Org terbaik di antara kalian pd masa Jahiliyah adl terbaik pula di masa Islam jika mrk memahami Islam.” (Shahih Al-Jami’ no. 3267)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Jumat, 03 Oktober 2014

Pengertian Akhlak Mulia

Materi Akhlaq:

"Pengertian Akhlak Mulia"

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, berkata,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang sesuatu yg paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab, “Takwa kpd Allah & akhlak yg mulia.” Beliau juga ditanya tentang sesuatu yg paling banyak memasukkan org ke dalam neraka, maka beliau menjawab, “Mulut & kemaluan.” (Shahih Tirmidzi no. 2004 dengan sanad hasan)

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah menjelaskan pengertian akhlak yg mulia dgn tiga hal: menahan gangguan, berbuat baik pd org lain, & wajah berseri-seri.

Saudaraku, inilah timbangan utk mengoreksi diri kita masing-masing, sudahkah diri kita dihiasi akhlak yg mulia ataukah belum? Mari kita tanyakan pd diri kita masing-masing dgn tiga pertanyaan:

1. Sudahkah kita menahan diri dari mengganggu org lain dgn lisan & perbuatan kita ataukah kita termasuk org yg dijauhi org lain krn selalu mengganggu dgn lisan & perbuatan?

2. Sudahkah kita ringan utk berbuat baik kpd org lain ataukah kita tdk peduli dgn org lain & selalu menunggu org lain berbuat baik kpd kita?

3. Sudahkah wajah kita dihiasi dgn senyuman ketika bertemu dgn org lain kemudian dilanjutkan dgn mengucapkan salam ataukah wajah kita selalu dihiasi dgn cemberut & berpaling muka dari org lain?

اللَّهُمَّ كَمَ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي

Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membaguskan penciptaanku maka baguskanlah akhlakku. (Shahih Al-Jami’ no. 1307)

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Rabu, 01 Oktober 2014

Pelajaran Dari Perang Uhud

"Pelajaran Dari Perang Uhud"

Allah berfirman,

وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُم بِإِذْنِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُم مِّن بَعْدِ مَا أَرَاكُم مَّا تُحِبُّونَ ۚ مِنكُم مَّن يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ الْآخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۖ وَلَقَدْ عَفَا عَنكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

Sungguh Allah tlh menepati janji-Nya kpd kalian, ketika kalian membunuh mrk dgn izinNya smp pd saat kalian lemah & berselisih dlm urusan itu & durhaka pd perintah (Rasul) stlh Allah perlihatkan kpd kalian apa yg kalian sukai. Diantara kalian ada yg menghendaki dunia & diantara kalian ada yg menghendaki akhirat. Lalu Allah memalingkan kalian dari mrk utk menguji kalian. Sunguh Allah tlh memaafkan kalian. Allah mempunyai karunia (yg dilimpahkan) atas org yg beriman. (QS Ali Imran: 152)

Tafsir:

1. Sungguh Allah selalu memenuhi janji-Nya kpd org2 mukmin dgn memberikan pertolongan utk mengalahkan org2 kafir.

2. Pertolongan Allah tdk turun & musuh mengalahkan kalian jika org2 mukmin:
a. ditimpa oleh kelemahan,
b. berselisih satu sama (tdk melaksanakan perintah utk bersatu & tdk berselisih),
c. bermaksiat pd perintah Allah & RasulNya,
d. tdk ikhlas dlm berjihad dgn menghendaki dunia yg mendorong maksiat pd perintah Allah & RasulNya.

3. Kekalahan org2 mukmin adl ujian dari Allah utk memperjelas antara mukmin & kafir, taat & maksiat.

4. Tujuan ujian utk menghapus dosa org2 mukmin yg tlh melakukan kesalahan dlm jihad.

5. Diantara karunia Allah pd org2 mukmin adl tdk menimpa takdir baik & buruk kec menjadi kebaikan utk mrk. Jika mrk mendapat nikmat lalu bersyukur maka Allah membalas mrk sebagai org2 yg bersyukur. Jika mrk ditimpa keburukan lalu bersabar maka Allah membalas mrk sebagai org2 yg sabar.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Selasa, 30 September 2014

Pentingnya Amalan Hati

~Pentingnya Amalan Hati~

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati. (HR Bukhari 50 & Muslim 2996)

Saudaraku, demikian pentingnya amalan hati ini sampai Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Amalan2 hati adalah pondasi dan amalan2 anggota badan sebagai pengiring dan penyempurna. Sesungguhnya niat itu seperti kedudukan ruh dan amalan seperti seperti kedudukan tubuh bagi anggota badan yang jika telah berpisah dengan ruh maka tubuh akan mati. Oleh karena itu mengetahui hukum2 hati lebih penting daripada mengetahui hukum2 anggota badan.” (Badai’ Al-Fawaidh 3/224)

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan tentang macam2 amalan hati, “Amalan2 hati merupakan pokok iman dan pondasi dien, seperti mencintai Allah dan RasulNya, tawakal kepada Allah, mengikhlaskan ketaatan padaNya, bersyukur padaNya, bersabar atas keputusanNya, takut kepadaNya, dan mengharap kepadaNya. Semua amalan ini wajib dilaksanakan oleh seluruh makhluk berdasarkan kesepakatan imam2 umat Islam.” (Al-Fatawa 10/5)

Saudaraku, dari ketarangan di atas kita memahami betapa penting dan wajibnya amalan2 hati ini diterapkan secara umum dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang paling penting diantaranya adalah ikhlas (memurnikan ketaatan kepada Allah).

بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ

Senin, 29 September 2014

Renungan: "Hubungan Ujub Dengan Sombong & Pamer"

Renungan: "Hubungan Ujub Dengan Sombong & Pamer"

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata: “Ketahuilah bhw ujub itu mengajak pd sifat sombong krn ujub merupakan salah satu sebab munculnya kesombongan. Dan sifat sombong adalah sumber kebinasaan yg bertumpuk. Kesombongan yg dimaksud ini adalah sombong thd sesama makhluk.”

Ujub thdp Allah adl ujub dgn ketaatan2 sebagai hasil dari menganggap besar ketaatan2 yg dilakukan, seolah² telah berjasa besar thdp Allah ta'ala dgn perbuatannya, lupa pd nikmat yg tlh dikaruniakan pdnya, & buta pd penyakit2 amal yg membinasakan. Hanya org takut amal2nya ditolak yg mampu memeriksa penyakit2 amal, bukan org merasa puas & ujub krn amal2nya.

Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah berkata: “Pamer ada di belakang ujub. Tdk ada org yg pamer kecuali pasti dia ujub. Kadang² org yg ujub itu tdk pamer, krn ujub itu hasil dari menganggap besar apa yg ada pd dirinya & lupa bhw itu merupakan nikmat, tanpa adanya imbal balik balasan pd pelakunya. Sementara pamer itu tdk sempurna kecuali dgn adanya balasan. Jika ada jawaban dari apa yg dia inginkan, dia mengingkari dlm hati adanya penolakan pd apa yg dia inginkan, & dia ujub krnnya maka dia adalah org yg pamer dgn amalnya, krn dia tdk akan ujub krn penolakan ajakan org fasik & dia ujub krn penolakan ajakan dirinya utk itu. Maka inilah ujub & pamer. Dan pamer termasuk pendahuluan sombong & sebab2nya.”

بارك الله فيكم

Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah

"Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah"

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
((سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ، عَلَى رُؤُوسِهِنَّ كَأَسْنِمَةِ البَخْتِ ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ))
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat.”Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
((صِنْفَانِ مِنْ أهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأذْنَابِ البَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ … ))
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang…

بارك الله فيكم

Renungan: "Antara Ujub & Kufur"

Renungan: "Antara Ujub & Kufur"

Kadang² penyakit ujub melampaui batas pd diri seseorg sehingga mencapai batas kekufuran & keluar dari Islam seperti keadaan Iblis terlaknat ketika dia ujub dgn asal penciptaan & ibadahnya. Hal itulah yg membawanya pd kesombongan & durhaka pd perintah Rabbnya ta'ala utk sujud hormat kpd Adam 'alaihis salam.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ

Allah berfirman: "Apakah yg menghalangimu utk bersujud (pd Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab Iblis "Saya lebih baik darinya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS Al-A'raf: 12)

Karena kesombongannya sehingga menolak perintah Allah maka Allah memvonisnya kafir:

إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

kecuali Iblis; dia menyombongkan diri & dia termasuk org² kafir. (QS Shad: 74)

Al-Ahnaf bin Qois rahimahullah berkata: “Aku heran pd org yg pernah lewat tmp lewatnya kencing sebanyak 2 kali, bagaimana dia bisa sombong?!”

Ya Allah, alangkah lemahnya diri kami. Ya Allah hanya kpdMu kami minta pertolongan agar Engkau berkenan membersihkan hati kami dari penyakit ujub. Ya Allah jangan Kau biarkan kami menjadi seperti Iblis yg telah kafir krn ujub dgn diri & ibadahnya.

بارك الله فيكم

Bekal Untuk Perjalanan Jauh

"Bekal Untuk Perjalanan Jauh"

Dari Sufyan Ats-Tsauri, berkata: Abu Dzat Al-Ghifari berdiri di sisi Ka'bah lalu berkata: “Wahai manusia, aku Jundub Al-Ghifari. Kemarilah kalian pd sdr yg menginginkan kebaikan & menyayangi kalian.”

Maka manusia berkumpul di sekelilingnya.

Dia berkata: “Apa pendapat kalian jika seseorg hendak bepergian jauh, bukankah dia akan membawa bekal yg cukup & bisa menyampaikan pd tujuan?”

“Benar,” jawab mrk.

Dia berkata: “Sesungguhnya perjalanan di hari kiamat lebih jauh dari yg kalian tuju, krn itu ambillah bekal yg cukup utk kalian!”

Mrk bertanya: “Apa bekal yg cukup bagi kami?”

Dia menjawab: “Laksanakanlah haji utk menghadapi perkara2 yg besar! Berpuasalah pd hari yg sangat panas utk menghadapi panjangnya wkt berkumpul di padang Mahsyar! Shalatlah dua rakaat di tengah gelapnya malam utk menghadapi kejamnya kubur! Ucapan baik / ucapan buruk yg kau diam darinya utk menghadapi situasi menghadap Allah pd hari kiamat! Bershadaqahlah dgn hartamu agar kau selamat dari kesusahan pd hari kiamat! Jadikanlah dunia 2 majelis: 1 majelis utk memburu akhirat & 1 majelis utk memburu yg halal. Sedangkan yg ke-3 membahayakanmu & tdk bermanfaat pdmu yg tdk kau inginkan. Jadikanlah hartamu 2 dirham: 1 dirham kau nafkahkan pd keluargamu dari yg halal & 1 dirham kau persiapkan utk akhiratmu. Sedangkan yg ke-3 membahayakanmu & tdk bermanfaat pdmu yg tdk kau inginkan.”

Lalu dia memanggil dgn suara keras: “Wahai manusia, sungguh kalian tlh dibunuh oleh keinginan yg tdk akan pernah kau dpt selamanya.”

(Al-Muqtathafat Min Mawa'izhish Shahabah)

بارك الله فيكم